Pantai Jogan adalah pemberi kesegaran, laksana oase di luasnya hamparan pantai pasir putih Gunungkidul. Juga seperti garnishes di piring yang terlalu sayang untuk dilewatkan. Pantai yang tepat bagi Anda yang ingin merasakan sensasi berbeda dari surga pesisir selatan Jogja.
Untuk mencapai Pantai Jogan, perlu waktu sekitar dua jam berkendara dari Jogja. Menyusuri jalanan aspal mulus, berkelok-kelok membelah perbukitan karst yang merupakan sisa lautan jutaan tahun silam. Bila kita sampai di Pos Retribusi Pantai.
Siung, artinya Pantai Jogan sudah dekat, karena sekitar 400 meter dari pos tersebut, akan terlihat papan kayu penunjuk arah menuju Jogan. Menggantikan aspal mulus, jalan setapak menjadi pemandu selanjutnya, mengantar Anda dengan didampingi dua sungai kecil di sisi kiri yang nantinya akan menyatu lalu menjelma menjadi air terjun. Sayang sekali, keelokannya hanya bisa disaksikan saat musim penghujan, sementara di musim kemarau debit air sangat kecil ditambah dengan aktivitas penyedotan airnya demi keperluan warga.
Untuk bisa menikmati guyuran air dari atas tebing, kita harus turun ke bawah. Ada dua cara untuk turun, pertama dengan tehnik canyoning alias rappeling di air terjun. Tentu diperlukan peralatan dan kemampuan mumpuni untuk melakukannya.
Kedua, menapaki turunan licin yang basah. Untunglah tersedia kayu-kayu pegangan sebagai penopang tubuh. Meski begitu, kehati-hatian adalah hal wajib karena jalur yang curam. Setelah batuan curam nan licin, tersisa satu lagi tantangan, kita masih harus melewati karang yang dihuni oleh ribuan bayi kepiting berwarna transparan berukuran sekitar 5 mm. Ini memang bukan koloni kepiting merah penghuni Christmas Island (yang dekat Jawa Barat tapi dimiliki Australia), namun melewatinya dengan kaki telanjang tentu bukan perkara sederhana. Penduduk sekitar biasa mengambil bayi kepiting ini untuk dimasak, menjadi teman makan nasi hangat di kala musim hujan. Bila beruntung, pengunjung juga bisa menyaksikan ratusan kupu-kupu bergerombol di bebatuan kering.